Ragam  

Lato-Lato: Menjauhkan Gadget dan Melatih Motorik Anak

Arham Rasyid, seorang influencer asal Kendari, telah membagikan sebuah posting tentang “lato-lato” permainan anak yang sedang viral akhir-akhir ini di media sosialnya.

Dalam postingan status FB  tersebut, Arham menyatakan bahwa fenomena permainan “latto-latto” ini dapat diambil sisi positifnya, yaitu dapat membuat anak-anak terdistraksi dari gadget dan melatih kembali motorik mereka.

Lato-Lato membuat anak jauh dari gadget dan melatih motorik
Lato-Lato membuat anak jauh dari gadget dan melatih motorik. Foto: FB Risya Jaya

Arham juga menyebutkan bahwa selama satu dekade terakhir, belum ada satupun permainan fisik yang dapat meruntuhkan dominasi gadget seperti permainan-permainan digital seperti Mafia war, farmville, game mencari pokemon, mobile legends, PUBG, dan among us.

Penulis buku dengan genre komedi itu juga menyebutkan bahwa “latto-latto” sebenarnya bukan hanya sekedar permainan, tetapi juga memiliki kajian empirik.

Baca:   Kasus Perselingkuhan Menantu dan Mertua Viral, Rozy Zay Hakiki Klarifikasi

Bahkan di Sulawesi Selatan, “latto-latto” telah menjadi bagian dari pergeseran budaya dan digunakan dalam menyambut pengantin.

Yang benar adalah Latto-Latto

Arham juga menyebutkan bahwa penamaan “latto-latto” berasal dari bahasa Makassar yang artinya bunyi benturan dua benda.

Namun, ia merasa risih melihat orang-orang yang menulis “latto-latto” dengan ejaan yang salah, yaitu “lato-lato”, dan mengingatkan agar ejaan tersebut dibaca dengan tasydid atau dobel T.

Arham juga mengungkapkan keprihatinannya terkait penggunaan “latto-latto” yang tidak sesuai dengan tujuannya, yaitu sebagai permainan.

Ia merujuk pada beberapa video yang viral di media sosial yang menunjukkan orang-orang yang saling bertengkar dan menggunakan “latto-latto” sebagai alat untuk bertengkar.

Baca:   Apa Pengertian Negara, Tujuan, Fungsi, dan Unsurnya?

Arham menyatakan bahwa penggunaan “latto-latto” seperti itu tidak sesuai dengan tujuannya sebagai permainan dan tidak pantas dilakukan.

Ia juga menekankan bahwa penggunaan “latto-latto” harus disesuaikan dengan kondisi dan tempat yang tepat, serta tidak boleh merusak lingkungan atau mengganggu orang lain.

Arham juga menyarankan agar orang tua juga ikut terlibat dalam permainan “latto-latto” bersama anak-anak mereka, sehingga dapat memberikan pengaruh positif dan menjadi sarana untuk menjalin kebersamaan keluarga.

Berikut sematan dari poostingan Arham Rasyid di linimasa Facebook: