Berita  

F-35C Jatuh di LCS, AS Berlomba Selamatkan Sebelum China

DETIJ.COM – Amerika Serikat berburu dengan waktu mencari jet tempur F-35C yang jatuh saat latihan tempur di Laut Cina Selatan. Teknologi rahasia pesawat jadi taruhan jika terlambat.

Pesawat jet tempur F-35C senilai $ 100 juta (1,43 triliun Rupiah) jatuh di Laut Cina Selatan setelah mengalami insiden saat lepas landas dari USS Carl Vinson dalam sesi operasi rutin pada Senin (28/1).

US F35C
Jet tempur F35C dari Lochead Martin (Ilustrasi). Sumber: Pixabay

Pada hari Minggu kemarin, dua kelompok kapal induk USS Carl Vinson dan USS Abraham Lincoln dilaporkan menggelar latihan dengan Angkatan Laut Jepang di Laut Filipina. Wilayah yang masuk sebelah timur Taiwan.

Jet generasi terbaru dari arsenal perang US itu dikabarkan terjatuh ke dasar Laut Cina Selatan dan menyebabkan enam pelaut terluka dan pilot, yang terlempar dari pesawat sebelum jatuh ke laut.

Baca:   Pesawat MV-22B Osprey Milik Marinir US Jatuh di Norwegia

Evakuasi bangkai pesawat juga bukan perkara mudah. Pasalnya pengerahan kapal khusus untuk penyelamatan dan pengembalian pesawat dari dasar laut membutuhkan 10 hari pelayaran terhitung sejak saat insiden itu terjadi.

Laut China Selatan secara sepihak diakui sebagai bagian dari teritorial negara China. Hal ini berpotensi memberi waktu lebih kepada China untuk menemukannya lebih dahulu sebelum AS.

Tentunya menjadi tantangan besar bagi upaya Amerika Serikat melindungi kerahasiaan teknologi anyar mereka dari tangan pihak-pihak yang memiliki kepentingan militer.

Dilansir dari  The Guardian Jumat (28/1), juru bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby mengatakan “Kami tentu memperhatikan nilai F-35 dalam segala hal tentang apa artinya nilai itu”.

Baca:   PKM Inovasi Pengolahan Produk Virgin Coconut Oil (VCO) Dalam Meningkatkan keterampilan dan Pendapatan Keluarga Bagi Masyarakat Pulau Satangnga Desa Mattiro Baji Kecamatan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, mengatakan pemerintah negaranya tidak memiliki ambisi untuk menemukan pesawat yang jatuh. Ia mencatat bahwa bukan pertama kalinya AS mengalami kecelakaan di Laut China Selatan.