Perang Rusia Ukraina Terbaru, Ramzan Kadyrov Hadir di Ukraina

Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya, berada di Ukraina bersama ribuan pasukannya membantu operasi militer khusus Rusia. Ia meminta tentara Ukraina menyerah atau akan ‘dihabisi’

Kadyrov memposting video di Telegram yang memperlihatkan dirinya mengenakan seragam militer. Ia bersama sejumlah tentara tampak sedang mempelajari dokumen perencanaan di atas meja dalam sebuah ruangan.

Kadyrov mengatakan dalam sebuah pesan, bahwa video itu diambil di Hostomel, sebuah lapangan terbang dekat Kyiv yang berhasil diambil alih oleh pasukan Rusia pada hari-hari pertama Perang Rusia Ukraina.

“Ada satu  hari kami berada sekitar 20 km dari kalian, para Kyiv Nazi, dan sekarang kami bahkan lebih dekat,” tulis Kadyrov seperti yang dilansir dari TheGuardian. Dia meminta pasukan Ukraina untuk menyerah atau ‘mereka akan habis’.

Baca:   Betulkah Kajol Meninggal? Ini Faktanya
ramzan-kadyrov-chechnya
Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov (dok.via independent.co.uk)

“Kami akan menunjukkan kepadamu bahwa praktek Rusia mengajarkan peperangan yang lebih baik daripada teori asing dan rekomendasi dari penasihat militer,” tambahnya.

Kadyrov, yang memerintah republik Chechnya Rusia setelah sebelumnya ia dikenal sebagai pemberontak. Kemudian pemimpin ini menjadi sekutu Kremlin bersama dengan pasukan paramiliter di bawah komandonya.

Ramzan Kadyrov lahir pada 5 Oktober 1976. Dia adalah putra Akhmad Kadyrov, presiden pertama Chechnya yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Perang Chechnya, yakni perang melawan invasi Federasi Rusia.

Sejak menggantikan sang ayah menjadi Presiden pada tahun 2007, Ramzan memang telah mengabdikan dirinya untuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

Padahal jauh sebelum itu, dia dan ayahnya tergabung dalam pemberontak anti-Rusia demi memperjuangkan keutuhan Chechnya.

Baca:   Kebakaran terjadi di PLTN Zaporizhzhia

Pada awal serangan Rusia, beredar video dan foto di jejaring sosial menunjukkan ribuan tentara Chechnya, memenuhi alun-alun di ibukota Chechnya, Grozny. Para tentara itu mengaku sedang mempersiapkan perjalanan ke Ukraina untuk membatu Rusia.